Scroll untuk baca artikel
Membuat

Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

12
×

Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

Sebarkan artikel ini
Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

Sholat Idul Fitri adalah ibadah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan bagi seluruh umat Muslim, menandai berakhirnya bulan suci Ramadan dan dimulainya hari raya Idul Fitri. Sholat ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga wujud syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Artikel ini akan membahas secara rinci tata cara sholat Idul Fitri, termasuk persiapan, pelaksanaan, khutbah, serta sunnah-sunnah yang dianjurkan untuk menyempurnakan ibadah ini.

A. Persiapan Sebelum Sholat Idul Fitri

Sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri, ada beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan keberkahan ibadah ini:

  1. Mandi Sunnah Idul Fitri: Mandi sunnah dilakukan sebelum berangkat sholat Idul Fitri. Niatnya adalah untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, sebagai bentuk penghormatan terhadap hari raya. Lafadz niatnya adalah:

    نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

    (Nawaitu ghusla ‘īdil fithri sunnatan lillāhi ta’ālā)

    Artinya: "Aku niat mandi sunnah Idul Fitri karena Allah Ta’ala."

  2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian: Dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki, bersih, rapi, dan sopan. Memakai wangi-wangian (parfum) juga sangat dianjurkan, terutama bagi laki-laki. Hal ini sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan syukur atas nikmat Allah SWT.

  3. Makan Sebelum Berangkat Sholat: Berbeda dengan Idul Adha yang dianjurkan untuk tidak makan sebelum sholat, pada Idul Fitri justru disunnahkan untuk makan terlebih dahulu, meskipun hanya sedikit. Hal ini sebagai simbol berakhirnya ibadah puasa. Biasanya, umat Muslim mengonsumsi kurma atau makanan manis lainnya.

  4. Berangkat Lebih Awal: Berangkat lebih awal ke tempat pelaksanaan sholat Idul Fitri memungkinkan untuk mendapatkan tempat yang strategis dan mempersiapkan diri dengan tenang. Selain itu, berangkat lebih awal juga memberikan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan sesama Muslim.

  5. Memperbanyak Takbir: Sepanjang perjalanan menuju tempat sholat, disunnahkan untuk terus bertakbir, mengagungkan nama Allah SWT. Lafadz takbir yang umum dilafadzkan adalah:

    اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

    (Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamd)

    Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah."

B. Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri

Sholat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka atau masjid. Berikut adalah tata cara pelaksanaannya:

  1. Tidak Ada Adzan dan Iqamah: Sholat Idul Fitri tidak didahului dengan adzan maupun iqamah.

  2. Niat Sholat Idul Fitri: Niat sholat Idul Fitri diucapkan dalam hati sebelum takbiratul ihram. Lafadz niatnya adalah:

    أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى

    (Ushalli sunnatan li ‘īdil fithri rak’ataini imāman/ma’mūman lillāhi ta’ālā)

    Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala."

  3. Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Allahu Akbar."

  4. Doa Iftitah: Setelah takbiratul ihram, membaca doa iftitah:

    اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

    (Allahu akbaru kabiiraa walhamdulillahi katsiiraa wa subhaanallahi bukratan wa ashiilaa. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin)

    Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah dari golongan orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang muslim."

  5. Takbir Zawaid (Takbir Tambahan): Pada rakaat pertama, setelah doa iftitah, dilanjutkan dengan tujuh kali takbir. Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca tasbih:

    سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

    (Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallaahu wallahu akbar)

    Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."

  6. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek: Setelah takbir zawaid, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Imam biasanya membaca surat Al-A’laa pada rakaat pertama.

  7. Ruku’, Sujud, I’tidal, dan Duduk di Antara Dua Sujud: Gerakan dan bacaan sama seperti sholat fardhu.

  8. Rakaat Kedua: Pada rakaat kedua, setelah bangkit dari sujud, dilanjutkan dengan lima kali takbir (takbir zawaid). Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca tasbih seperti pada rakaat pertama.

  9. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek: Setelah takbir zawaid, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Imam biasanya membaca surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.

  10. Ruku’, Sujud, I’tidal, Duduk di Antara Dua Sujud, dan Tasyahud Akhir: Gerakan dan bacaan sama seperti sholat fardhu.

  11. Salam: Mengakhiri sholat dengan salam ke kanan dan ke kiri.

C. Khutbah Idul Fitri

Setelah sholat Idul Fitri selesai, dilanjutkan dengan khutbah Idul Fitri. Khutbah ini biasanya terdiri dari dua bagian (dua khutbah) yang dipisahkan dengan duduk sejenak. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait khutbah Idul Fitri:

  1. Rukun Khutbah: Rukun khutbah Idul Fitri sama dengan rukun khutbah Jumat, yaitu:

    • Membaca hamdalah (pujian kepada Allah SWT)
    • Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
    • Berwasiat tentang taqwa
    • Membaca ayat Al-Qur’an (pada salah satu khutbah)
    • Mendoakan kaum Muslimin dan Muslimat
  2. Isi Khutbah: Isi khutbah Idul Fitri biasanya berisi tentang:

    • Ucapan syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan.
    • Pentingnya menjaga amalan-amalan baik yang telah dilakukan selama bulan Ramadan.
    • Anjuran untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan.
    • Motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
    • Pembahasan tentang zakat fitrah dan hikmahnya.
  3. Mendengarkan Khutbah dengan Khusyuk: Makmum (jamaah) dianjurkan untuk mendengarkan khutbah dengan khusyuk dan tenang. Tidak diperkenankan untuk berbicara atau melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya khutbah.

D. Sunnah-sunnah Setelah Sholat Idul Fitri

Setelah sholat Idul Fitri dan khutbah selesai, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan:

  1. Bersilaturahmi: Mengunjungi keluarga, kerabat, dan teman-teman untuk saling bermaaf-maafan dan mempererat tali silaturahmi.

  2. Memberi Zakat Fitrah: Jika belum menunaikan zakat fitrah, segera tunaikan setelah sholat Idul Fitri.

  3. Memperbanyak Sedekah: Memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.

  4. Menjaga Amal Shaleh: Terus menjaga dan meningkatkan amal shaleh yang telah dilakukan selama bulan Ramadan. Jangan sampai setelah Ramadan, semangat beribadah menjadi luntur.

  5. Berdoa: Memperbanyak doa kepada Allah SWT agar amal ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadan diterima dan mendapatkan ridha-Nya.

Kesimpulan

Sholat Idul Fitri adalah momen yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Dengan memahami dan melaksanakan tata cara sholat Idul Fitri dengan benar, serta mengikuti sunnah-sunnah yang dianjurkan, diharapkan ibadah ini dapat memberikan keberkahan dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadan dan memberikan kita kekuatan untuk terus istiqamah dalam menjalankan perintah-Nya. Selamat Hari Raya Idul Fitri! Taqabbalallahu minna wa minkum.

Tata Cara Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap dengan Khutbah dan Sunnah yang Dianjurkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *