Scroll untuk baca artikel
Membuat

Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

8
×

Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

Sebarkan artikel ini
Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

Dalam ajaran Islam, shalat merupakan ibadah yang sangat fundamental. Shalat wajib lima waktu menjadi tiang agama yang harus ditegakkan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang mungkin terlewat atau tertinggal shalat wajib karena berbagai alasan yang dibenarkan syariat, seperti lupa, ketiduran, sakit, atau kondisi darurat lainnya. Dalam situasi seperti ini, Islam memberikan solusi dengan adanya konsep qadha, yaitu mengganti shalat yang terlewat di waktu lain.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tata cara mengqadha shalat Maghrib di waktu Isya, lengkap dengan dalil-dalil yang mendasarinya, serta rincian langkah-langkah pelaksanaan yang spesifik.

Dasar Hukum Qadha Shalat

Qadha shalat memiliki dasar hukum yang kuat dalam Al-Quran dan Sunnah. Meskipun tidak ada ayat Al-Quran yang secara eksplisit menyebutkan perintah qadha shalat, para ulama bersepakat bahwa kewajiban qadha dapat ditarik dari pemahaman umum beberapa ayat dan hadits.

  • Hadits tentang Qadha Shalat karena Lupa atau Tertidur: Dalil utama qadha shalat adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:

    "مَنْ نَسِيَ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَلِكَ"

    "Barangsiapa lupa shalat atau tertidur darinya, maka hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak ada tebusan baginya kecuali itu."

    Hadits ini secara jelas memerintahkan untuk segera mengqadha shalat yang terlewat karena lupa atau tertidur, tanpa menentukan waktu khusus.

  • Qiyas dengan Qadha Puasa: Para ulama juga menggunakan metode qiyas (analogi) dengan qadha puasa. Sebagaimana orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan karena sakit atau bepergian wajib menggantinya di hari lain, demikian pula dengan shalat. Jika puasa yang merupakan ibadah fisik bisa diqadha, maka shalat yang merupakan gabungan ibadah fisik dan spiritual juga lebih utama untuk diqadha.

Kapan Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya?

Mengqadha shalat Maghrib di waktu Isya dilakukan ketika seseorang terlewat shalat Maghrib dan baru ingat atau memiliki kesempatan untuk menggantinya setelah masuk waktu Isya. Urutan pelaksanaannya adalah:

  1. Niat Qadha: Sebelum memulai shalat Isya, niatkan dalam hati untuk mengqadha shalat Maghrib. Niat ini penting untuk membedakan antara shalat yang dikerjakan sebagai qadha dan shalat yang dikerjakan tepat waktu.
  2. Melaksanakan Shalat Maghrib: Segera setelah berniat, laksanakan shalat Maghrib tiga rakaat secara lengkap dengan tuma’ninah (tenang dan tidak terburu-buru).
  3. Melaksanakan Shalat Isya: Setelah selesai melaksanakan shalat Maghrib, barulah melaksanakan shalat Isya empat rakaat.

Tata Cara Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya Secara Detail

Berikut adalah rincian langkah-langkah mengqadha shalat Maghrib di waktu Isya:

  1. Bersuci (Wudhu): Pastikan diri dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun hadas besar. Lakukan wudhu dengan sempurna sesuai dengan rukun dan sunnahnya. Jika tidak memungkinkan berwudhu dengan air, diperbolehkan bertayamum.
  2. Menghadap Kiblat: Berdiri menghadap kiblat dengan khusyuk. Pastikan posisi tubuh tegak dan pandangan mata tertuju ke tempat sujud.
  3. Niat: Niat di dalam hati untuk mengqadha shalat Maghrib. Lafadz niatnya adalah:

    أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ قَضَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

    "Ushalli fardhal Maghribi tsalatsa raka’atin qadha’an lillahi ta’ala"

    (Aku niat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat qadha karena Allah Ta’ala)

    Niat ini cukup diucapkan dalam hati, namun jika ingin dilafadzkan juga diperbolehkan. Yang terpenting adalah adanya kesadaran dan tujuan yang jelas dalam hati.

  4. Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, lalu ucapkan "Allahu Akbar" dengan jelas dan mantap.
  5. Meletakkan Tangan di Dada: Letakkan kedua tangan di dada, tangan kanan di atas tangan kiri.
  6. Membaca Doa Iftitah (Sunnah): Dianjurkan membaca doa iftitah, seperti:

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

    atau doa iftitah lainnya yang telah dihafal.

  7. Membaca Surat Al-Fatihah: Baca surat Al-Fatihah dengan tartil dan benar. Pastikan setiap ayat diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan tajwid.
  8. Membaca Surat Pendek: Setelah membaca Al-Fatihah, bacalah salah satu surat pendek dari Al-Quran. Pada rakaat pertama dan kedua, dianjurkan membaca surat yang berbeda. Misalnya, pada rakaat pertama membaca surat Al-Ikhlas dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Kautsar.
  9. Ruku’: Ruku’ dengan tuma’ninah. Letakkan kedua tangan di lutut dan pastikan punggung lurus sejajar dengan kepala. Baca tasbih:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ (3 kali)

    "Subhana Rabbiyal ‘Adzimi Wabihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya)

  10. I’tidal: Bangkit dari ruku’ sambil mengucapkan:

    سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    "Sami’allahu liman hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya)

    Kemudian, setelah berdiri tegak, ucapkan:

    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    "Rabbana lakal hamdu mil’as samawati wa mil’al ardhi wa mil’a ma syi’ta min syai’in ba’du" (Ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu)

  11. Sujud: Sujud dengan tuma’ninah. Letakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jari kaki di atas tempat sujud. Baca tasbih:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (3 kali)

    "Subhana Rabbiyal A’la Wabihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya)

  12. Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri yang dilipat, dengan kaki kanan ditegakkan). Letakkan kedua tangan di atas paha. Baca doa:

    رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

    "Rabbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni" (Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan maafkanlah aku)

  13. Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama.
  14. Bangkit untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud untuk melanjutkan ke rakaat kedua. Lakukan gerakan dan bacaan yang sama seperti pada rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  15. Tasyahud Awal: Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduk untuk tasyahud awal. Letakkan tangan kanan di atas paha kanan dengan jari telunjuk menunjuk ke depan, dan letakkan tangan kiri di atas paha kiri. Baca bacaan tasyahud awal:

    التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

    "Attahiyyatul mubarakatush shalawatut tayyibatu lillah, Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, Assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin, Asyhadu alla ilaha illallah, Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh"

  16. Bangkit untuk Rakaat Ketiga: Bangkit dari duduk tasyahud awal untuk melanjutkan ke rakaat ketiga. Pada rakaat ketiga, hanya membaca surat Al-Fatihah saja, tanpa membaca surat pendek. Kemudian, lanjutkan dengan ruku’, i’tidal, dan sujud seperti biasa.
  17. Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua pada rakaat ketiga, duduk untuk tasyahud akhir. Baca bacaan tasyahud akhir:

    التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

    "Attahiyyatul mubarakatush shalawatut tayyibatu lillah, Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, Assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin, Asyhadu alla ilaha illallah, Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid, Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid"

  18. Salam: Setelah membaca tasyahud akhir, palingkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:

    السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

    "Assalamu’alaikum warahmatullahi" (Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian)

    Kemudian, palingkan wajah ke kiri sambil mengucapkan kalimat yang sama.

  19. Berdo’a (Sunnah): Setelah salam, dianjurkan untuk berdo’a kepada Allah SWT. Mohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan, serta memohon kebaikan dunia dan akhirat.
  20. Laksanakan Shalat Isya: Setelah menyelesaikan qadha shalat Maghrib, segera laksanakan shalat Isya empat rakaat seperti biasa.

Catatan Penting:

  • Prioritas: Jika waktu Isya sudah hampir habis, maka dahulukan shalat Isya tepat waktu, kemudian qadha shalat Maghrib setelahnya.
  • Tertib: Meskipun tidak wajib, dianjurkan untuk mengqadha shalat sesuai dengan urutannya (Maghrib terlebih dahulu, kemudian Isya).
  • Qadha Shalat yang Banyak: Jika seseorang memiliki banyak shalat yang terlewat, maka ia wajib mengqadhanya semampunya. Tidak ada batasan waktu atau jumlah shalat yang harus diqadha setiap hari. Yang terpenting adalah adanya niat dan usaha untuk mengganti shalat-shalat yang telah terlewat.

Kesimpulan

Mengqadha shalat Maghrib di waktu Isya adalah solusi yang diberikan Islam bagi umatnya yang terlewat shalat karena alasan yang dibenarkan syariat. Dengan memahami tata cara yang benar dan melaksanakannya dengan khusyuk, diharapkan ibadah qadha ini dapat menjadi penebus atas kelalaian yang terjadi, serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan praktis bagi setiap Muslim yang ingin mengqadha shalatnya.

Mengqadha Shalat Maghrib di Waktu Isya: Panduan Lengkap dengan Dalil dan Tata Cara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *